Gerakan Sadar Stunting dan Pemanfaatan Bahan Alam sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada Ibu PKK serta Kader Posyandu di Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Jawa Tengah

Penulis

  • Rifka Septya Pratiwi Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia
  • Disa Andriani Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia
  • Diah Pratimasari Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia
  • Lusia Murtisiwi Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia
  • Hervina Alviadhi Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia
  • Retno Komala Sari Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Sukoharjo, Jawa tengah, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jamsi.1162

Kata Kunci:

MPASI, Pencegahan Stunting, Stunting

Abstrak

Stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. Stunting adalah kondisi pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Angka stunting yang cukup tinggi pada Desa Cangkol, menjadikan desa Cangkol menjadi salah satu desa yang menjadi lokus stunting di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah sehingga dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di daerah ini. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan pendampingan dalam cara pembuatan MPASi untuk mencegah stunting. Antusiasme peserta penyuluhan cukup tinggi dilihat dari pertanyaan yang diajukan saat sesi diskusi dan tanya jawab. Kemampuan peserta dalam menjawab soal pretest dan post test mengalami kenaikan, hal ini terlihat pada rata rata pretest adalah 76.81 sedangkan rata-rata post-test adalah 91.87. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang stunting, pencegahan stunting, bahan alam untuk mencegah stunting dan meningkatkan nafsu makan serta MPASI yang bisa untuk mencegah stunting.

Referensi

Dewi, I., Suhartatik., Suriani. (2019). “Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita 24-60 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lakudo Kabupaten Buton Tengah”.

Kemenkes RI, (2019). “Buletin: Situasi balita pendek (Stunting) di Indonesia”. 1st ed. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, pp.26-28

Kemenkes RI. (2018). “Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia”. Vol. 53, Laporan Nasional Riskesdas 2018. p. 154–65.

Permatasari, T.A.E., (2021). “Pengaruh Pola Asuh Pemberian Makan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 14(2), pp.3-11.

Riskesdas Jawa Tengah. (2018). “Laporan Provinsi Jawa Tengah Riskesdas 2018”. Kementerian Kesehatan RI. 88–94 p.

Rosha, B., Susilowati, A., Amaliah, N. and Permanasari, Y., (2020). “Penyebab Langsung dan Tidak Langsung Stunting di Lima Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor (Study Kualitatif Kohor Tumbuh Kembang Anak Tahun 2019)”. Buletin Penelitian Kesehatan, 48(3), pp.169-182.

Setkab. (2022). “Inilah Upaya Pemerintah Capai Target Prevalensi Stunting 14% di Tahun 2024”;

WHO. (2015). “Stunting in a Nutshell”.

Diterbitkan

17-05-2024

Cara Mengutip

Pratiwi, R. S. ., Andriani, D., Pratimasari, D., Murtisiwi, L., Alviadhi, H., & Sari, R. K. (2024). Gerakan Sadar Stunting dan Pemanfaatan Bahan Alam sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada Ibu PKK serta Kader Posyandu di Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Jawa Tengah. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 4(3), 669–676. https://doi.org/10.54082/jamsi.1162