Agrapana Melesat: Pengembangan Sumber Kalong Menjadi Rintisan Desa Wisata dengan Pendekatan Community Based Tourism

Penulis

  • Sumani Sumani Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember, Indonesia
  • Markus Apriono Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember, Indonesia
  • Ika Barokah Suryaningsih Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember, Indonesia
  • Kristian Suhartadi Widi Nugraha Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jamsi.167

Kata Kunci:

Agrapana, Community Based Tourism, Sumber Kalong

Abstrak

Desa Sumber Kalong merupakan salah satu desa dengan basis agraris yang memiliki potensi sebagai desa wisata. Potensi yang dikembangkan yaitu berupa sumber mata air yang dibentuk menjadi waduk. Posisi sumber mata air sebagai salah satu sarana irigasi utama desa Sumber Kalong berdampingan dengan hamparan sawah yang luas di samping waduk sehingga dapat dijadikan satu paket wisata. Keunggulan lain desa Sumber Kalong yaitu lokasi yang cukup strategis yakni sekitar 30 menit dari pusat kecamatan Wonosari dengan akses jalan yang mudah. Keunggulan tersebut rupanya tidak seimbang dengan kondisi pengelola yaitu keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan dalam aspek manajerial dan menentukan strategi pengembangan dan ketidakpedulian masyarakat tentang pentingnya desa wisata bagi kondisi perekonomian wilayah. Kegiatan pengabdian yang dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu berusaha untuk memahami fenomena yang ada dan dikonstruksikan secara spesifik sesuai kondisi nyata yang terjadi. Solusi yang ditawarkan adalah sosialisasi dan pendampingan tentang optimalisasi potensi Desa Sumber Kalong khususnya Agrapana, pelatihan dalam hospitality dan kesadaran menjaga kebersihan, dan penambahan spot selfie sebagai salah satu upaya penambahan fasilitas wisata. Hasil yang dicapai pada pengabdian kepada masyarakat ini yaitu adalah pengenalan pengelolaan BUMDES; peningkatan pemgetahuan dan skill dalam pengelolaan area wisata; penambahan sarana kebersihan disekitar wisata Agrapana: dan Pembangunan spot selfie untuk menarik lebih banyak pengunjung untuk datang ke Wisata Agrapana Desa Sumber Kalong untuk mewujudkan Agrapana Melesat.

Referensi

Andini, N. (2013). Pengorganisasian Komunitas dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Journal of Regional and City Planning, 24(3), 173–188.

Dewi, M. H. U., Fandeli, C., & Baiquni, M. (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Jurnal Kawistara, 3(2), 129–139. https://doi.org/10.22146/kawistara.3976

Kurniawan, Y. I., Chasanah, N., & Nofiyati, N. (2020). Pengembangan Website Informasi Sekolah di SMP Negeri 2 Kalimanah, Purbalingga. Jurnal Solma, 9(2), 335-346.

Ghony, M. D., & Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media.

Giampiccoli, A., Mtapuri, O., & Dłużewska, A. (2020). Investigating the intersection between sustainable tourism and community-based tourism. Tourism, 68(4), 415–433. https://doi.org/10.37741/t.68.4.4

Hendriyati, L. (2020). Upaya Masyarakat di Desa Wisata Penglipuran dalam Menjalankan Sapta Pesona. Journal of Tourism and Economic, 3(1), 49–57.

Ma’ruf, A. (2020). Analisis Medan Kekuatan Terhadap Barapan Kebo Sebagai Atraksi Community based tourism (CBT) di Kabupaten Sumbawa Barat. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 14(1), 53–65. https://doi.org/10.47608/jki.v14i12020.53-65

Mohaidin, Z., Wei, K. T., & Ali Murshid, M. (2017). Factors influencing the tourists’ intention to select sustainable tourism destination: a case study of Penang, Malaysia. International Journal of Tourism Cities, 3(4), 442–465. https://doi.org/10.1108/IJTC-11-2016-0049

Nugraha, K. S. W. (2019). Experiential Marketing: Managing Tourist Satisfaction And Revisit Intention Bangsring Underwater Banyuwangi. International Journal of Scientific & Technology Research, 8(11), 3475–3479.

Nurwanto. (2020). Evaluasi Dampak Pembangunan Pariwisata Menggunakan Konsep Community based tourism (CBT) di Kawasan Wisata Tebing Breksi. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 14(2), 109–124.

Permadi, L. A., Oktariyani, G. A. S., Negara, I. K., & Manan, S. S. A. (2020). Peningkatan Kinerja Organisasi Kelompok Sadar Wisata di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal PEPADU, 1(1), 85–89.

Soekarya, T. (2011). Peningkatan Ekonomi Kerakyatan melalui Pengembangan Desa Wisata. Suatu Masukan untuk Pengembangan di Kakaskasen Dea, teritip dan Punten (Issue Septmber). Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Suryaningsih, I. B., Sularso, A., & Handriana, T. (2020). Manajemen Pemasaran Pariwisata dan Indikator Pengukuran (I. Fadah & K. W. S. Nugraha (eds.)). Samudra Biru.

Syafi’i, M., & Suwandono, D. (2015). Perencanaan Desa Wisata Dengan Pendekatan Konsep Community based tourism (CBT) Di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Ruang, 1(2), 51–60. https://doi.org/10.14710/ruang.1.2.61-70

Diterbitkan

09-01-2022

Cara Mengutip

Sumani, S., Apriono, M., Suryaningsih, I. B., & Nugraha, K. S. W. (2022). Agrapana Melesat: Pengembangan Sumber Kalong Menjadi Rintisan Desa Wisata dengan Pendekatan Community Based Tourism. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 2(1), 157–164. https://doi.org/10.54082/jamsi.167